Wednesday, June 19, 2013

Nikah itu ibadah, tapi kenapa harus dibikin ribet yah????

Satu2nya hal yg malas saia lakukan dalam mempersiapkan pernikahan adalah dalam hal pengurusan surat2 nikah. Bukan nya ga mau agar nikah kita di catat, cuma saia rasa birokrasi yang ada dalam sistem pemerintahan bangsa Indonesia sekarang sangat  berbelit. Untuk pengurusan surat2 ke KUA, banyak banget document yang harus di siapkan mulai dari pengantar RT, RW, kelurahan, baru ke KUA kecamatan. Belum lagi biaya yang harus di keluarkan di tiap pos nya.

Saia yang notabene nya mempunyai penghasilan sendiri pun keberatan, apalagi mereka yang penghasilan nya pas2n yang ingin mencapai ridho Allah dengan menikah tapi terhalang birokrasi dan biaya. Tak heran bila banyak warga Indonesia yang memilih untuk nikah siri (*bukan nya nikah siri pejabat atau artis lho ya), dikarenakan tidak memiliki biaya untuk pngurusan tersebut.

Saia kemarin sudah capai tahap pengurusan ke kelurahan, tinggal ke KUA. Alhamdulillah untuk di RT ga kena biaya, klo RW iuran ke ikhlasnya, klo kelurahan karena tidak sempat minta bantu urus orang kena 50rb. Nah yang di KUA ini nih ga tau berapa. Katanya cari2 di mba google, biaya tergantung lokasi. Malah ada yang bilang tergantung kendaraan apa yang kita bawa waktu mendaftar. Haduhhhhh............coba yah buat para bapak2 dan ibu KUA disana, masa iya seperti ini c. Kerjaan yang tadi nya dapat mendatangkan pahala bisa2 jadi dosa krn bgnian (-_-")

Alasan yang mereka kemukakan untuk hal ini adalah, karena mereka pegawai negeri dan kalau kerja sabtu minggu ada biaya tambahan lagi untuk uang lembur transport dsb (*pdhl rata2 penghulu minta di jemput). Sebenarnya c masuk akal aja, tapi seharusnya istilah nya amplop itu terserah yang punya hajat, tergantung kemampuan mereka. karena menikah adalah murni karena ibadah, dan apabila c penghulu juga mempunyai niat yang sama yaitu membantu seseorang dalam ibadah, niscahya uang leburan nya dari Allah berupa pahala (*edisi religi :p).

Pengen banget punya birokrasi di Indonesia itu yang ga ribet dan lancar. Contohnya nih, misalkan seseorang mau mendaftarkan pernikahan, capeng cukup daftar secara online ke situs resmi KUA. Isi biodata kita dan pasangan trz disana bisa langsung automatic booked penghulu. Pas klik submit langsung muncul nama penghulu, NIK, dan no tlp yang bisa dihubungi. Sedangkan foto dan document2 lain nya bisa di attach aja lewat situs tersebut. Sedangkan biaya pendaftaran tersebut yang katanya resminya Rp. 30.000 bisa langsung di transfer ke rekening KUA yang bersangkutan. Dan ini bs ng-link ke RW, kelurahan dan kecamatan. Klo RT karena biasanya swadaya masyarakat saja, bisa melapor menggunakan surat resmi dari KUA, sekedar pemberitahuan klo warga nya ada yang baru nikah.

Beeeuuhh...................itu impian saia sekali selaku warga negara. Di jaman modern seperti sekarang ini, rasanya sangat memprihatinkan jika masih menggunakan kertas berlembar2 dan birokrasi yang berbelit. Selain dapat menghemat waktu dan tenaga, ini juga bukti kecintaan kita terhadap lingkungan dengan mengurangi penggunaan kertas (*edisi cinta lingkungan).

Yah....tapi balik lagi, ini hanya cita2 dan impian saia sebagai warga negara yang sangat menginginkan perubahan. Walo pun sadar sebenarnya cuap2 disini ga ada guna nya. Karena yang buka blog ini bukan lah Ahok atau jokowi, atau menteri agama atau pun bapak BeYe tercintah. Pasti nya cuma sekedar uneg2 yang disampaikan perihal ribetnya birokrasi :)

No comments:

Post a Comment